Dibawah Sayap-Sayap Malaikat


             Ketika kita bersama, aku yakin sekali sayap-sayap malaikat sedang menaungi kita. Bahkan aku yakin sekali ikan-ikan pun dapat mendengar nama-nama kita yang disebut dalam lantunan doa malaikat-malaikat yang bergerumbul. Sahabat tau kenapa? Karena kita sedang berada di majelis yang mulia, tempat dimana kita menggaungkan keagungan Tuhan.

            Sahabat, biarkanlah rasa ini yang bercerita antara aku, kamu dan malaikat-malaikat kecil kita. Aku mengerti sekali, bahwa sahabat kau tidak mungkin hadir dalam majelis mulia ini tanpa ada Ghiroh yang begitu kuat. Siapa juga yang mau ditengah-tengah tenaga yang terkuras untuk tugas kuliah, diantara sisa kelelahan amanah dan diantara jalan mimpi yang  begitu panjang, masih mau menyempatkan menyimak bacaan yang tersendat-sendat, mengajarkan hal yang kecil tentang alif, ba, ta dan tsa? Siapa juga yang mau melakukannya? Pertanyaan itulah yang membuat diri yakin sekali, bahwasannya kemauan kalian untuk datang kemari adalah suatu pertanda jika kalian memiliki Ghiroh yang sangat  kuat yang tidak setiap muslim/ah dikaruniai oleh Allah Ta’ala.

            Sahabat, sebelum rupa-rupa rasa ini bercerita, izinkan diri bertanya pada kalian.

Sahabat, pernahkah kalian lupa bacaan  surat Al-Fatihah, Al- Ikhlas, Annas ataupun Al-Falaq?
atau pernahkah kalian lupa tentang rukun Islam dan iman?
Tentu kalian tidak pernah lupa hal itu bukan?
Sahabat, pernahkah kau seperti diriku yang bertanya, mengapa cerita-cerita tentang nabi Ibrahim, Yusuf dan Musa begitu lekat dalam ingatan?

            Tahukah engkau sob? ternyata itulah sebuah alasan  mengapa kita harus bertahan mengajarkan kebaikan-kebaikan pada malaikat-malaikat kecil kita. Karena sesuatu yang diajarkan dari kecil  akan selalu terkenang selama hayat masih dikandung badan. Ketika mereka telah beranjak dewasa akan terbawa lekat.  Sahabat coba bayangkan, jika suatu kelak malaikat-malaikat  kecil kita telah menjadi ibu dan ayah lalu menularkan nilai-nilai kebaikan-kebaikan yang kita ajarkan kepada keturunannya kelak, hmmm, sungguh indah sekali bukan? Dan bukankah itu merupakan suatu jariyah yang begitu besar dan pahalanya akan terus mengalir sampai kiamat kelak?

            Itulah alasannya Kawan, mengapa kita harus bertahan walaupun yang kita sediakan hanya sisa-sisa tenaga, kepayahan dan kesabaran. Karena terlalu sayang menyia-nyiakan semangat mereka, begitu juga untuk menyia-nyiakan jiwa jernihnya yang mudah diisi dengan kalam-kalam ilahi. Siapa tahu malaikat-malaikat kecil yang terkadangan tengil itu kelak tumbuh dengan Kebijaksanaan Tuhan yang kita ajarkan. Dan siapa tahu dengan apa yang kita ajarkan, kelak dapat menjadikan posisi kita begitu berharga di sisi Tuhan.Sahabat, itulah sebuah alasan. Alasan mengapa kita harus bertahan, walau hanya dengan sisa-sisa tenaga, sisa-sisa kepayahan dan kesabaran.
           
            Disini, dibawah sayap-sayap malaikat, dibawah atap masjid Al-ittihad, ketika malaikat-malaikat bergerumbul mendoakan nama kita, diantara sayup-sayup doa malaikat untuk kita, izinkan kututup kisah ini dengan sebuah kalimat pengingat yang begitu hangat menggetarkan jiwa, mendekapkan ukhuwah diantara kita.  

“Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mampelajari Al Qur’an kecuali turun atas mereka sakinah dan rahmat serta diliputi oleh malaikat serta Allah sebut di hadapan (malaikat) di sisi-Nya” (HR. Muslim)


By : Arkandini Leo
                                                                                                           

No comments: