Generasi Pewaris Nabi




          Seperti pepatah mengatakan, lihatlah apa yang dibicarakan, jangan hanya menilai seseorang dari penampilannya saja. Memang penampilan seseorang tidak bisa menentukan seberapa kadar iman atau seberapa dalam ilmu yang sudah dia pahami. Tetap berfikir positif dan yakini bahwa setiap orang punya kelebihan. Inilah sikap yang membuat diri menjadi mudah untuk menghargai orang lain, dan tatkala diri mengahargai orang lain maka hal itu pula yang ia dapatkan. Yakin bahwa sahabat lebih paham dari penulis……

          Ada kisah menarik yang semoga sahabat dapat mengambil manfaat daripadanya; alkisah ada seorang pemuda sunni, datang kerumah seorang muslim. Berjalan santai dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. Nampak cahaya islam telah lama merasukinya. Seketika mengetok pintu, 
“assalamu’alaikum”, “wa’alaikumsalam” jawab seorang bapak-bapak paruh baya seraya membuka pintu. 
“ada apa mas?” Tanya bapak itu, “bapak muslim?”, “ya.. saya muslim”. 
“Alhamdulillah….” Kata pemuda itu sembari melanjutkan, 

“adzan baru saja berkumandang pak, panggilan Allah sudah tiba. Ini bukan tentang saya anak muda dan bapak sudah tua, tetapi ini tentang kewajiban seorang muslim untuk mengingatkan kepada sesama muslim. Saya muslim, begitupun bapak. Oleh karena itu, mari kita sama-sama berangkat menuju masjid untuk sholat berjamaah pak”, dengan ketegasan yang terukir diwajah namun tak lupa dengan senyum tipisnya.

          Apakah sahabat berfikir hal itu biasa saja? Ohh.. tidak. Karena bisa jadi pemuda itu mendapatkan yang lebih baik dari apa yang disinari matahari dari timur sampai barat.

”jika Allah swt memberi hidayah kepada seorang lelaki lantaran anda, itu lebih baik bagimu daripada setiap apa yang disinari matahari” (H.R At Tabrani)

Dan itu adalah sebaik-baik perkataan seseorang. Kata-kata simple namun dapat menggetarkan penduduk langit. Hingga Allah-pun sayang padanya.

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Qs. Al-Fushilat: 33)

          Apa gunanya ilmu jika tidak disampaikan. Apabila kita punya ilmu maka sampaikanlah. Bahkan ilmu “tambal ban” pun berharga, itu pun ilmu dari Allah. Karena bisa jadi ilmu ‘tambal ban” itu bermanfaat pula bagi orang lain. Bayangkan bila seharusnya kita menyampaikan akan tetapi tidak kita sampaikan. Ibarat seperti rantai. Dan sahabat adalah salah satu mata rantainya. Bayangkan bila kita tidak mengikat ujung satu dengan yang lainnya, tentu rantai itu akan terputus sehingga ilmu tidak akan tersampaikan karena keengganan kita dalam menyampaikan pesan. Bisa jadi karena Malu, Takut, dan Gengsi (betul gk..?), yang berakibat lemahnya generasi setelah kita.  Naudzubillah…

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap  mereka. ..” (QS An-Nisaa’ : 9)

          kita menghafal hadits, mengetahui siroh sahabat, banyak kajian yang kita hadiri, tidak akan bersambung jika tidak kita sampaikan. Hanya akan terputus pada diri kita. Tidakkah sahabat kasihan dengan ilmu yang ada pada diri ? ? kalo dia bisa berkata, mungkin perkataannya akan seperti ini,
 “wahai fulan/ah, tolong sampaikan aku kepada orang lain, aku ini ciptaan Allah yang ingin menjaga akhlaq banyak orang, bukan cuma dirimu saja. Sungguh aku tidak akan tenang jika belum engkau sampaikan kepada orang lain. Biarkan aku turut membantumu untuk menjaga teman yang kau cintai, dan orang-orang yang kau sayangi”

          Sahabat biarkan anak-anak kita, generasi setelah kita menikmati manisnya islam. Dan pastikan kita telah berkontribusi didalamnya. Karena jika tidak, kelak kita akan ditanya oleh seseorang yang didekat kita, “sahabatku mengapa dahulu didunia kamu tidak mengingatkan aku?”. Mudah-mudahan kita semua dapat menjawab pertanyaan itu dari teman-teman kita. insyaAllah mudah dijawab apabila memegang kata kuncinya. Apa itu? Yaitu Dakwah, Menyampaikan, atau dalam redaksi lain Kontribusi.

Inilah jalan pewaris para Nabi,
Tak peduli apa kata orang selama diri masih dijalan Allah
Baikkah…. Burukkah….
Samasekali tak mempengaruhi kualitas amalku,
Karena yang aku tuju hanya Ridho Allah
Tidak kurang… tidak lebih…

By : Keigo_ArRifaiy

Satu Bintang


Sholla 'alaikallah Yaa Rasulullah sholla 'ala
Rasulillah Muhammad musthofa
Ada satu bintang, sinarnya berseri
Cahaya atas cahaya, tempat yang utama

Amutu wa ahya 'ala hubbikum
Wadzulliya ladaikum wa'izziy bikum

Sholla 'alaikallah Yaa Rasulullah sholla 'ala
Rasulillah Muhammad musthofa 

[Haddad Alwi-Satu Bintang]

lyric yang sederhana namun dapat menggetarkan hati pendengarnya..
coba sahabat dengarkan malam hari, jadikan sebagai pengantar tidur
atau dengarkan tatkala mengetik tugas,,
insyaAllah melembutkan hati.......

Pulang ke Akhirat


قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ 
Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan." [QS. As-Sajdah:11]

Sesuai dengan judulnya... Semua yang bernyawa pasti merasakan mati. Semua manusia pasti kembali kepada Allah Subhanahu wata’ala, tak terkecuali yang menuliskan pesan ini. Kita akan pulang… dunia ini merupakan tempat berlalu saja. Jadilah diri layaknya seorang musafir, dunia sebagai salah satu stasiun bagi tujuan utama hidup ini. Apa itu? Ya.. surga. Sebaik-baik tempat kembali.
Filosofinya… ini sedikit mirip tatkala ketika sahabat pergi jauh dari rumah kemudian pulang, sahabat bisa menebak kira-kira apa pertanyaan pertama yang dilontarkan? “km bawa apa?” dengan redaksi yang lain, “abi oleh2nya mana?”. Sahabat, pertanyaan itu dari manusia, maka diripun mudah dan dengan senang hati menjawabnya. Namun apakah kita dapat sebegitu tenangnya tatkala Allah Ta’ala sendiri yang menanyakannya? Menanyakan apa saja yang diperbuat didunia? Kenapa kamu bermaksiat kepada-Ku?

Al Ilmu qobla qauli wal 'amal
Dan tiada bekal terbaik dari seorang manusia, selain ilmu, ya.. ilmu dien tepatnya. Mengapa? Karena dengan ilmu dien itulah seseorang menjadi lebih berharga dimata Allah dan manusia yang lain. Karena ilmu dien itulah seseorang menjadi tahu yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Karena ilmu dien itulah seseorang menjadi paham bagaimana cara untuk menuju penciptanya, bukan hanya beramal ikut-ikutan tanpa ilmu.

إِنَّهُ عَلَى رَجْعِهِ لَقَادِرُُ{8} يَوْمَ تُبْلَى السَّرَآئِرُ {9} فَمَالَهُ مِن قُوَّةٍ وَلاَنَاصِرٍ  
Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati). Pada hari dinampakkan segala rahasia. Maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatanpun dan tidak (pula) seorang penolong. (QS. Ath-Thooriq: 8-10)

Takutlah pada hari itu, hari dimana ditampakkan segala rahasia. Segala yang kita sembunyikan dari manusia yang lain. Mungkin semasa hidup kita pernah meminjam sandal teman tanpa izin, pernah menunda-nunda sholat demi acara tv, pura-pura puasa dihadapan manusia, berbohong, ghibah, dan maksiat-maksiat lain yang tiada seorangpun tahu selain Allah Ta’ala dan malaikat2Nya.  

Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat
[Wali-Tomat(tobat maksiat)]

Syair yang indah apalagi bila dimaknai berulang-ulang sehabis sholat. Banyak-banyaklah mengingat mati, karena sesungguhnya mengingat mati itu menghapus dosa dan mengikis keinginan terhadap dunia. Sahabat… mari sama-sama kita memperbaiki amal, sebagai oleh-oleh kita diakhirat dan semoga Allah berkenan memberikan rahmatnya kepada kita untuk memasuki jannahnya.

By: Keigo_ArRifaiy


Dibawah Sayap-Sayap Malaikat


             Ketika kita bersama, aku yakin sekali sayap-sayap malaikat sedang menaungi kita. Bahkan aku yakin sekali ikan-ikan pun dapat mendengar nama-nama kita yang disebut dalam lantunan doa malaikat-malaikat yang bergerumbul. Sahabat tau kenapa? Karena kita sedang berada di majelis yang mulia, tempat dimana kita menggaungkan keagungan Tuhan.

            Sahabat, biarkanlah rasa ini yang bercerita antara aku, kamu dan malaikat-malaikat kecil kita. Aku mengerti sekali, bahwa sahabat kau tidak mungkin hadir dalam majelis mulia ini tanpa ada Ghiroh yang begitu kuat. Siapa juga yang mau ditengah-tengah tenaga yang terkuras untuk tugas kuliah, diantara sisa kelelahan amanah dan diantara jalan mimpi yang  begitu panjang, masih mau menyempatkan menyimak bacaan yang tersendat-sendat, mengajarkan hal yang kecil tentang alif, ba, ta dan tsa? Siapa juga yang mau melakukannya? Pertanyaan itulah yang membuat diri yakin sekali, bahwasannya kemauan kalian untuk datang kemari adalah suatu pertanda jika kalian memiliki Ghiroh yang sangat  kuat yang tidak setiap muslim/ah dikaruniai oleh Allah Ta’ala.

            Sahabat, sebelum rupa-rupa rasa ini bercerita, izinkan diri bertanya pada kalian.

Sahabat, pernahkah kalian lupa bacaan  surat Al-Fatihah, Al- Ikhlas, Annas ataupun Al-Falaq?
atau pernahkah kalian lupa tentang rukun Islam dan iman?
Tentu kalian tidak pernah lupa hal itu bukan?
Sahabat, pernahkah kau seperti diriku yang bertanya, mengapa cerita-cerita tentang nabi Ibrahim, Yusuf dan Musa begitu lekat dalam ingatan?

            Tahukah engkau sob? ternyata itulah sebuah alasan  mengapa kita harus bertahan mengajarkan kebaikan-kebaikan pada malaikat-malaikat kecil kita. Karena sesuatu yang diajarkan dari kecil  akan selalu terkenang selama hayat masih dikandung badan. Ketika mereka telah beranjak dewasa akan terbawa lekat.  Sahabat coba bayangkan, jika suatu kelak malaikat-malaikat  kecil kita telah menjadi ibu dan ayah lalu menularkan nilai-nilai kebaikan-kebaikan yang kita ajarkan kepada keturunannya kelak, hmmm, sungguh indah sekali bukan? Dan bukankah itu merupakan suatu jariyah yang begitu besar dan pahalanya akan terus mengalir sampai kiamat kelak?

            Itulah alasannya Kawan, mengapa kita harus bertahan walaupun yang kita sediakan hanya sisa-sisa tenaga, kepayahan dan kesabaran. Karena terlalu sayang menyia-nyiakan semangat mereka, begitu juga untuk menyia-nyiakan jiwa jernihnya yang mudah diisi dengan kalam-kalam ilahi. Siapa tahu malaikat-malaikat kecil yang terkadangan tengil itu kelak tumbuh dengan Kebijaksanaan Tuhan yang kita ajarkan. Dan siapa tahu dengan apa yang kita ajarkan, kelak dapat menjadikan posisi kita begitu berharga di sisi Tuhan.Sahabat, itulah sebuah alasan. Alasan mengapa kita harus bertahan, walau hanya dengan sisa-sisa tenaga, sisa-sisa kepayahan dan kesabaran.
           
            Disini, dibawah sayap-sayap malaikat, dibawah atap masjid Al-ittihad, ketika malaikat-malaikat bergerumbul mendoakan nama kita, diantara sayup-sayup doa malaikat untuk kita, izinkan kututup kisah ini dengan sebuah kalimat pengingat yang begitu hangat menggetarkan jiwa, mendekapkan ukhuwah diantara kita.  

“Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mampelajari Al Qur’an kecuali turun atas mereka sakinah dan rahmat serta diliputi oleh malaikat serta Allah sebut di hadapan (malaikat) di sisi-Nya” (HR. Muslim)


By : Arkandini Leo
                                                                                                           

PUASA: Ibadah Hemat, Sehat insyaAllah Dapat


Assalamu’alaikum wr.wb
Masih inget dgn blog ini kan ya? He4… semoga sahabat gk bosen baca postingan ane…… insyaAllah yang menulis maupun yang membaca dapet manfaatnya.. amiin

Nah fenomena jaman sekarang, beberapa muslim mengeluh bahwa ibadah itu terkesan berat dan menjemukan. Berat atau tidaknya sesuatu, sangat terkait dengan minat dan kebutuhan kita(baca:ikhlas). Pertanyaanya adalah seberapa sadar kita akan kebutuhan yang haqiqi itu. Sahabat masih ingat surat cinta Allah yang tertuang dalam QS. Adz-Dzariyat[51]:56, “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Islam memberikan solusi jitu, bagi mereka yang menginginkan ibadah kepada Allah namun manfaat lahiriah tetap ia dapatkan. Sahabat tentunya tidak asing lagi dengan “puasa”, ibadah yang murah dan membawa serta manfaat dari berbagai segi. Ada banyak macam puasa dengan seabrek pahala serta keuntungan, ada puasa senin-kamis, puasa asysyura’, puasa ayyamul bidh, puasa daud. Tua-muda, kaya-miskin, pria-wanita, dosen-mahasiswa, semua orang dapat melaksanakannya. Lalu apa lagi yang menghalangi kita untuk berpuasa?

Inilah sedikit manfaat langsung jika sahabat berpuasa :
Pertama, dari segi ekonomi. Ibadah ini sangat cocok untuk dilakukan oleh sahabat, apalagi jika sahabat adalah seorang mahasiswa yang nge-KOST terutama ketika kalau-orang-orang sering sebut-“ TANGGAL TUA”.  Beberapa anggaran makan pun bisa dipotong dan dapat digunakan untuk membeli buku, dan lain sebagainya.

Kedua,  dari segi sosial. Keadaan diri sedang berpuasa membuat ingat kalau kita sedang menjalankan ibadah. Setiap detik waktu berpuasa, dinilai ibadah oleh Allah. Ibadah yang baik akan membuat wajah bersemburat cahaya keimanan, sehingga orang sekitarnya senang berada dekat-dekat denganya akan ikut terkena efek positifnya. Pun ketika bertemu dengan hal-hal yang kurang syar’i, kita lebih mudah mengidentifikasi karena sinantiasa dalam pikiran yang bersih untuk kemudian kita hindari hal tersebut.

Ketiga, dari segi kesehatan. Wow jelas… banyak orang telah membuktikan dan bahkan dokter dalam proses medisnya menyarankan pasien tertentu untuk puasa (walau beberapa jam saja), tetapi esensinya adalah puasa itu menyehatkan. Teringat dijaman ketika Rasulullah dianugerahi seorang thabib dari seorang  raja, sebagai tempat berobat jika ada umat yang sakit. Namun thabib tersebut-setelah sekin lama- mengeluh, “ kenapa dengan orang-orang ini? Apakah mereka tidak suka kepadaku, sehingga tidak ada yang mau datan gberobat padaku?”. Akhirnya Thabib tersebut paham bahwa kaum muslimin kala itu melakukan kebiasaan yang menyehatkan, yang mungkin sekarang kita sebut sebagai PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Salah satunya yaitu puasa…..   

Beberapa manfaat diatas tentunya bukan menjadi alasan utama kita dalam beramal shaleh. Sepatutnya kita sebagai umat muslim untuk beribadah hanya karena mengharap Ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala, manfaat tersebut hanyalah sebagai efek dari ketaatan kita. Seperti pepatah mengatakan, “ jika kita menanam padi maka rumput juga kita dapatkan. Tetapi jika kita menanam rumput maka padi tentu tidak kita dapatkan”.

Mungkin hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa para anbiya dan pengikutnya tidak pernah ragu dan tidak pula mereka bersedih hati. Karena dibalik ketaatan mereka, ada tersirat efek positif karenanya. Seperti firman Allah ‘azza wa jalla, “Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus[10]: 62-63)

Akan tetapi meskipun kita tahu beragam akan kebermanfaatannya.. kadang kita susah untuk membuat diri bangun lebih awal untuk menyiapkan hari serta sahur untuk puasa siang hari, betul gak?  Nampaknya hal ini terkait pula dengan aktivitas kita sebelumnya. Apakah banyak taat atau masih ada maksiat. Maksiat kepada Allah membuat diri susah bangun malam, betapa tidak? Bagaimana mungkin Allah berkenan membangunkan jika hati kita masih jauh dari-NYA, bermaksiat tanpa kita sadari. 

Karena itu tips dibawah semoga membantu sahabat untuk bangun malam.
1.      Niat yang lurus karena beribadah kepada Allah SWT
2.      Hindari maksiat pada siang hari sebelum puasa. Ini bisa menjadi latihan yang bagus untuk menahan hawa nafsu, karena sebagian besar maksiat adalah karena hawa nafsu
3.      Berdoa dan ber-azam untuk bangun malam. Mohon kepada Allah untuk dibangunkan esok hari
4.      Jangan tidur larut malam. Tentu jatah untuk tidur kita akan berkurang dan membuat mata enggan untuk menampakkan wujudnya. Akibatnya? Bangun kesiangan, badan lemas, cenderung susah untuk tersenyum(badmood)
5.      Minta teman sebelah kamar untuk membantu membangunkan, atau kalau tidak memungkinkan coba PDKT sama weaker

Jadi tunggu apa lagi? Mulailah dari sekarang, mulai dari yang ringan nan menyehatkan. Hitung-hitung sebagai persiapan diri menuju bulan yang dinanti-nanti, bulan yang penuh berkah dan maghfiroh, bulan dimana syaitan dibelenggu, yaitu bulan ramadhon-semoga sahabat masih ingat atmosfirnya-.
Semoga yang belum berpuasa mendapatkan ghirah untuk memulai, dan semoga yang sudah memulai terus dikuatkan oleh Allah SWT, serta yang sudah rutin kelak akan dipanggil Allah untuk memasuki jannah-NYA melewati salah satu pintunya, yaitu pintu puasa. Amiin.
                                                                                                                        Keigo_ArRifaiy


Sungguh Menakjubkan Perkara Seorang Muslim




"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkaranya baik baginya. Tidak ada hal seperti ini kecuali hanya pada orang mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan lantas dia bersyukur, maka hal itu baik baginya. Dan jika dia ditimpa kesulitan lantas dia bersabar, maka hal itu baik baginya." (HR. Muslim, no. 2999)


            Sahabat sekalian, mohon maaf karena beberapa hari yang lalu Media Inspirasi Muslim belum diupdate lagi, karena skripsi sudah mulai merapat… hmm, sekalian mohon do’a semoga penelitian ini lancar dan menjadi salah satu segmen dalam dakwah. Allahumma amiin.


              Sabar dan Syukur. Seperti dua keeping mata uang. Dua perkara yang terlihat ringan namun banyak umat tergelincir karena melalaikannya. Memang sepertinya terlihat gampang-gampang susah.. tapi insyaAllah banyak gampangnya sesuai dgn  yang saya sebut tadi (gampangnya 2x, dan susahnya cm 1x). 
         Nampaknya bersyukur atas kelapangan dan kemudahan lebih sulit dari bersabar atas cobaan. Mungkin itulah yang menyebabkan orang yang pandai bersyukur cenderung lebih sedikit daripada orang yang bersabar. Dan akan lebih mudah jika kita melihat atau mengamati kisah tentang pokok bahasan kita ini untuk kemudian berlatih menghadirkannya dalam kehidupan sehari-hari..

            Suatu ketika ada seorang -maaf- pemulung sambil memikul “bagor”nya, berjalan gontai. Butiran keringat didahi mengisyaratkan betapa melelahkan hari itu. Berpapasanlah dijalan dengan empat orang santri yang ditangannya masing membawa berkat setelah menghadiri acara syukuran pembukaan sebuah laundry. Seketika mata sang pemulung itu tertuju pada nasi kotak yang dibawa. Betapa mengejutkan salah seorang santri kemudian berkata,

            “bapak mau nasi kotak ini pak?”. Seketika suara langkah mereka tidak terdengar lagi.

            “mau mas…”, sahut si bapak dengan wajah berseri (belum pernah melihat seorang pemulung dengan wajah seperti itu).

            “yasudah ini buat bapak aja….”

             “Alhamdulillah…… makasih mas, semoga diganti sama Allah dengan yang lebih banyak”. Setelah saling melempar senyum merekapun berlalu.


            Sungguh islam itu indah. Segalanya nampak menakjubkan jika kita memiliki Frame atau sudut pandang ala islam. Kisah diatas merupakan salah satu contoh kecil dalam sabar dan syukur. Apakah sahabat tau dibagian mananya? ^^. Coba kita pilah menjadi beberapa sudut pandang untuk mempermudah…


1.  Si Bapak : sungguh bahagianya mendapatkan nasi kotak, dan mungkin melebihi bahagianya kita jika memakannya. Namun seketika itu pula ia taklupa kepada Allah ta’ala.. dengan memujiNya (Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah), sebagai salah satu bentuk syukur kepada Allah. (semoga Allah membersamai langkahnya)

2.      Si Santri : apakah ia menyesal setelah memberikan berkatnya? Kecewa karena teman2nya membawa berkat yang utuh sementara dia tidak samasekali? Saya rasa tidak. Sungguh bahagianya santri itu dapat membuat orang bahagia karena sumbangsihnya. Bahagianya merupakan bagian dari sabar yang terselubung, dikemas dalam bentuk yang lebih indah.


          Cerita diatas memang tak sehebat cerita para nabi(ulul ‘azmi) bersama sahabat2nya. Tetapi insyaAllah cukup untuk memberi contoh kepada kita tentang indahnya sabar dan nikmatnya syukur. Dan Allah Ta’ala pasti memberikan setiap yang bernyawa itu ujian..


“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”(Al-Anbiya’: 35)


Setiap Ujian apapun itu, pasti membutuhkan jawaban, iya gak? Kalau ujian Allah terkait keburukan-kebaikan, kelapangan-kesempitan, sehat-sakit, yang dapat membolak-balikkan hati, maka sabar dan syukur adalah jawaban atas ujian itu. Sahabat, buatlah kisahmu sendiri.. ujian Allah bisa datang kapansaja, mari jawab ujian itu dengan sebaik-baik jawaban. Hingga Allah berkenan memasukkan kita ke JannahNya melewati pintu sabar/syukur. Amiin
Wallahu a’lam bishshowab


by: Keigo_ArRifaiy

Berdo’a-lah, Allah Mendengarmu



            وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ  
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".” (Qs. Al-Mukmin: 60)
[1326] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

            Setiap kali manusia menjalani hidup, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi selalu ada pekerjaan (baca:ikhtiar) yang dilakukan. Apalagi bila sahabat adalah seorang aktivis mahasiswa. Bahkan ada yang mencari-cari kegiatan apabila tidak ada agenda di suatu waktu. Setiap kita punya tujuan masing-masing dan perlu ikhtiar untuk meraihnya, right?
            Seperti yang kita ketahui, Rasul mengajarkan kita untuk berusaha dan berdo’a. itu adalah satu paket yang sering ktia sebut sebagai tawakal. Terwujud melalui doa yang acap kali kita baca tatkala keluar rumah demi mencari Ridho Illahi.
            “bismilaahi tawakaltu ‘alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi”
Artinya : Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja.
            Kita membacanya dengan harapan bahwa setiap langkah kita akan dituntun oleh Allah Ta’ala.


Berdo’alah, wujud dekatmu kepada Allah Subhanahu wata’ala
            Seorang muslim, apabila dia tidak pernah atau jarang sekali berdo’a, maka hampir dapat dipastikan hatinya jauh dari Allah. Apabila sahabat sudah merasa dekat dengan Allah, bahkan lebih dekat dari urat leher kita sendiri, merasa selalu diawasi oleh Allah (muraqabatullah) maka sahabat sudah mempunyai tiket terwujudnya do’a. berdo’a kepada Allah,-kalo boleh ane ibaratkan- seperti mengajukan proposal. Apabila ingin ditembusi ya.. harus dikemas dengan bagus, orangnya meyakinkan, bisa jadi punya cukup kedekatan emosional dengan Allah..
            Sahabat apabila sudah dekat dengan Allah, jauh melebihi kedekatan dengan siapapun dan apapun, maka otomatis ketika ada masalah kita pertama kali akan mengadu kepada Allah, memohon kasih sayang dari-Nya. Namun, apabila kita masih curhat masalah pribadi kita kepada orang lain sebelum kepada Allah, berarti dalam hati secara sadar maupun tidak, dia telah menomor dua-kan kedekatannya dengan Allah. Itulah parameter kita…….. marilah sahabat, kita intropeksi diri.


Berdo’alah, sahabat tidak akan menyesal
            Allah Ta’ala sayang kepada kita. Dan akan lebih disayang jika kita senantiasa bergantung kepada-Nya. Segala do’a yang kita panjatkan kepada Allah Ta’ala sebalu berakhir baik pada akhirnya, percaya? Dalam sebuah hadits, Rasul menyampaikan:

“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan sebuah do’a yang didalamnya tidak berisi dosa dan pemutusan tali silaturahim, melainkan Allah akan memberikan salah satu dari tiga kemungkinan : Allah akan segera mengabulkan do’anya, atau Allah akan menyimpannya sebagai pahala baginya di Akhirat, atau Allah akan menghindarkan dirinya dari keburukan yang semisalnya para sahabat berkata, “kalau begitu kami harus memperbanyak berdo’a(wahai Rasulullah)?”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “apa yang Allah berikan kepada kalian lebih banyak daru tang kalian minta”” (Hadits Shohih. Diriwayatkan oleh Ahmad, 3/18 dan Al-Bukohi dalam Al-Adab Al-Mufrad, no.710)

            Mengenai tempat yang mustajab, waktu yang mustajab, adab orang berdo’a, saya berbaik sangka pastilah sahabat sekalian sudah paham. Lalu apalagi yang menghalangi kita untuk berdo’a? toh gak ada ruginya…. Mintalah apa yang ingin sahabat minta. Tentunya permintaan yang baik-baik. Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik-baik(hadits Arba’in no. 10).


Berdo’alah, karena do’a itu senjata kita
            Berdo’a sendiri sudah dicontohkan kepada kita oleh manusia pertama yang diciptakan Allah Subhanahu wata’ala, generasi pertama Ras manusia, yaitu nabi Adam as. Ketika diturunkan kebumi karena sebuah kelalaian, hingga berdo’a kepada Allah Ta’ala agar mengampuni dosanya.
Rabbana dholamnaa anfusana waillam tagfirlanaa watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin
("Wahai tuhan kami, kami telah bersalah(menganiyaya diri kami sendiri). Dan sekiranya engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya dan pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi")

Doa adalah senjata yang menyelamatkan Nuh a.s. dengan diturunkannya air bah kepada kaummnya.
“Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan". (QS. Nuh:26-28)

Doa juga senjata yang menyelamatkan Musa a.s. ketika melawan tiran ketika itu, Firaun.
Musa berkata, ‘Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)

Doa yang membuat Nabi Daud as. Semakin dicinta Allah.
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallammengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)

Do’a pula yang memperkenankan Allah untuk memberikan kemenangan kepada Rasulullah SAW. dalam benyak pertempuran yang beliau lakukan. Bahkan dengan kekuatan dan kedahsyatan doa, negara super power waktu itu, Persia dan Romawi berhasil ditaklukkan oleh kaum Muslimin. Barakallah..



By : Keigo_ArRifaiy



    
         

Perbedaan Da’i dan Mubaligh


Malam itu terasa suntuk sekali, dinginnya atmosfir memperkuat nafsu untuk tidur saja. Menunggu seseorang yang membawa pencerahan diforum kajian sebuah asrama. Sempat terpikir kajian asrama malam ini libur. ketika harapan hampir padam, tiba-tiba suara motorpun menyapa seraya membawa pengemudinya…. Ya.. beliau adalah seorang Ustdz. Ustdz Siswo, namanya…. Mungkin sahabat belum pernah mendengar namanya. Akan tetapi kegigihannya sudah teruji dengan menghadiri undangan pembicara hamper  ditiap sudut pelosok Yogyakarta.
                “Assalamu’alaikum….” sapa ust. Siswo.
Sejurus kemudian kami menuju dimana arah datangnya suara itu, “wa’alaikumsalam ustadz..”
                “Anginnya kenceng juga ya mas. Naik motornya nggak berani kenceng-kenceng jadinya…”
Memang kala itu suasana sangat dingin, bulu tangan pun tak berani berbohong. Lantas kami bersama-sama dengan beliau naik kelantai dua.
 ***

Setelah duduk dan merapikan diri, Ust. Siswo memulai ta’lim dengan salam, tasmiyah, dan mukaddimah. Kemudian materi problematika dakwah itu dumulai, Awalnya ngantuk juga.. tapi setelah mendekati akhir, telinga ini agak tergelitik dengan salah satu bahasan tentang karakteristik Da’i dan Mubaligh. Sedikit cerita tentang awal pembentukan nama asrama ini membuat pikiran kembali segar. Hingga Ustadz Siswo melontarkan pertanyaan, “Siapa yang tau perbedaan Da’i dengan Mubaligh?”
                “Emang beda ust…. ? setahu saya sama saja..”, sahut seorang teman.
                “Memang kelihatan sama tapi agak berbeda mas... walaupun menurut bahasa juga hamper sama, menyampaikan-menyeru. Kalau mubaligh, itu adalah muslim yang mampu berbicara didepan umum dengan bahasa yang indah dan menyejukkan. Da’i… itu adalah seorang muslim yang dia belum tentu bisa berbicara dengan baik tetapi dia mampu ngajak orang supaya baik… banyak sekarang Mubaligh terkenal mas, ada Ust. Jeff*i Al-Bukhori, Yus*f mansyur, Ust. Wijay*nto. Mubaligh itu tidak bisa diseting mas, dia dipilih oleh masyarakat. Tapi kalo Da’i…….. semua umat muslim insyaAllah Da’i. Seorang pengusaha, dokter, mereka tidak harus menjadi mubaligh untuk menyiarkan islam. Mereka pun bisa berdakwah sesuai dengan profesinya.”, terang ust. Siswo.
                “hmmmm…. “, 2 teman bernada sama yang membuat seisi ruangan tersebut tersenyum menunjukkan gigi masing-masing seraya menatap si empunya suara.
                “Subhanallah… kompak sekali ya mas? Semoga saling kompak juga dalam hal kebaikan ya. Allahuma….. Amiiin.” 
***

Kita tidak harus menjadi seorang mubaligh, tetapi kita wajib menjadi Da’i. Menyeru kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar.

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (٣٣)    
“siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"” (QS. Fushilat:33)

            Menyeru itu dengan berbagai cara, kita bisa menggunakan media. Sebutlah Faceb**k, kita dapat berdakwah dengannya, dan insyaAllah pahalapun mengalir jika niat dan cara kita benar. Mulailah sekarang, mulai dari teman terdekat atau unit terkecil dalam masyarakat, kita menyebutnya keluarga.
Wallahu a’lam bishshowab

By: Keigo_ArRifaiy






Apakah Sahabat Sedang Galau?

           Terinspirasi dari sekian banyak teman di situs jeraring sosial (sebut saja Faceb**k), tergerak hati ingin menuliskan sesuatu. Berawal dari sejak tadi sore, setiap kali cek beranda, adaa… aja status yang berbau  “Galau”. Nampaknya kosakata ini sudah menjamur dikalangan pelajar entah apapun penyebab galaunya. Sejurus kemudian taujih rohani dari ust. Arifin Ilham membuatku tersadar bahwa diri ini sedang galau pula. Memotivasi diri untuk berbagi pada sahabat sekalian.
            Sahabat, memang banyak tekanan dunia yang kita lalui setiap hari hingga kadang membuat diri serasa bingung, penat, lemas, mengantuk, malas… iya gak sob? Mulai dari IPK yang turun, kegiatan organisasi yang kian berat, uang kiriman (anak kost) yang tak kunjung datang, tugas kuliah menerpa tiap pekan, sampai pada skripsi yang dikejar waktu (duh.. jadi teringat temen-temen sekelas).  
            Silahkan sahabat instropeksi sendiri, disaat galau itu melanda, sadar atau tidak kita sudah selangkah lebih jauh dari Allah SWT. Dzikir mulai surut bahkan terhenti. Syaitan pun mendekat. Hingga otak pun tiada lagi memikirkan akhirat, lebih mengkhawatirkan dunia yang terlalu menyita pikiran dan tenaga. Kalau diruntut tentang perjalanan anak adam yang sebenarnya, persoalan dunia ini sungguh jauh kecil dibanding masalah masing-masing kita di akhirat. Masalah itu adalah sunnatullah… pasti ada disetiap kehidupan.
            Sahabat…. Janganlah terlalu lama tenggelam dalam ketidakpastian, tegakkanlah badan! Lebarkanlah mata! Buka pikiran! dan lihatlah sekitarmu…

Walaupun IPK turun…
Engkau masih dapat belajar sesuka hati, karena sebenarnya ilmulah yang kita butuhkan,
Walalu Anamah terasa sangat berat…
Engkau masih dapat berjalan dan masih kuat, karena selalu ada teman yang menopang,
Walau uang kiriman tak kunjung datang…
Engkau masih dapat hidup dan makan, karena Allah-lah yang memberimu makan,
Walau tuntutan kuliah semakin keras…
Engkau masih dapat tersenyum, karena  yakin sesungguhnya diri dapat menyelesaikannya,

Bulatkan tekadmu, menempuh nasib kemanapun menuju,
Serahkanlah hidup dan matimu, serahkan pada Allah semata….

            Mari bangkit dari kegalauan diri, keluarlah dari kegelapan dan menuju cahaya. Ingatlah Tuhanmu, ingatlah Allah Ta’ala, ucapkan “Bismillahirrah maa nirrakhiim”. Surat cinta Allah, “Alaa bidzikrillahi tathma innul Quluub” [QS.13:28]. Karena hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.
Adakah yang bertanya, “tapi bagaimana dengan masalahku?” jawabnya adalah: Pahami……….. Hadapi………. Nikmati :).
Kemudian ada lagi yang bertanya, “gimana saya harus mulai? masalahku terlalu besar”. Jangan katakan,” yaa Allah, masalahku sangat besar”. Tetapi katakanlah, “wahai masalah, Allah Maha Besar”. Bagaimana memulai? Melangkahlah! Maka langkah berikutnya akan lebih mudah.
            #Say  to Galau, “Loe Gue End”. Don’t we? ^^

By : Keigo_ArRifaiy