Seperti pepatah mengatakan, lihatlah
apa yang dibicarakan, jangan hanya menilai seseorang dari penampilannya saja.
Memang penampilan seseorang tidak bisa menentukan seberapa kadar iman atau
seberapa dalam ilmu yang sudah dia pahami. Tetap berfikir positif dan yakini
bahwa setiap orang punya kelebihan. Inilah sikap yang membuat diri menjadi
mudah untuk menghargai orang lain, dan tatkala diri mengahargai orang lain maka
hal itu pula yang ia dapatkan. Yakin bahwa sahabat lebih paham dari penulis……
Ada kisah menarik yang semoga sahabat
dapat mengambil manfaat daripadanya; alkisah ada seorang pemuda sunni, datang
kerumah seorang muslim. Berjalan santai dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.
Nampak cahaya islam telah lama merasukinya. Seketika mengetok pintu,
“assalamu’alaikum”, “wa’alaikumsalam” jawab seorang bapak-bapak paruh baya
seraya membuka pintu.
“ada apa mas?” Tanya bapak itu, “bapak muslim?”, “ya..
saya muslim”.
“Alhamdulillah….” Kata pemuda itu sembari melanjutkan,
“adzan
baru saja berkumandang pak, panggilan Allah sudah tiba. Ini bukan tentang saya
anak muda dan bapak sudah tua, tetapi ini tentang kewajiban seorang muslim
untuk mengingatkan kepada sesama muslim. Saya muslim, begitupun bapak. Oleh
karena itu, mari kita sama-sama berangkat menuju masjid untuk sholat berjamaah
pak”, dengan ketegasan yang terukir diwajah namun tak lupa dengan senyum
tipisnya.
Apakah sahabat berfikir hal itu biasa
saja? Ohh.. tidak. Karena bisa jadi pemuda itu mendapatkan yang lebih baik dari
apa yang disinari matahari dari timur sampai barat.
”jika Allah
swt memberi hidayah kepada seorang lelaki lantaran anda, itu lebih baik bagimu
daripada setiap apa yang disinari matahari” (H.R At Tabrani)
Dan
itu adalah sebaik-baik perkataan seseorang. Kata-kata simple namun dapat
menggetarkan penduduk langit. Hingga Allah-pun sayang padanya.
Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang
saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Qs.
Al-Fushilat: 33)
Apa gunanya ilmu jika tidak
disampaikan. Apabila kita punya ilmu maka sampaikanlah. Bahkan ilmu “tambal
ban” pun berharga, itu pun ilmu dari Allah. Karena bisa jadi ilmu ‘tambal ban”
itu bermanfaat pula bagi orang lain. Bayangkan bila seharusnya kita
menyampaikan akan tetapi tidak kita sampaikan. Ibarat seperti rantai. Dan
sahabat adalah salah satu mata rantainya. Bayangkan bila kita tidak mengikat
ujung satu dengan yang lainnya, tentu rantai itu akan terputus sehingga ilmu
tidak akan tersampaikan karena keengganan kita dalam menyampaikan pesan. Bisa
jadi karena Malu, Takut, dan Gengsi (betul gk..?), yang berakibat lemahnya
generasi setelah kita. Naudzubillah…
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka khawatir terhadap mereka. ..” (QS An-Nisaa’ : 9)
kita menghafal hadits, mengetahui
siroh sahabat, banyak kajian yang kita hadiri, tidak akan bersambung jika tidak
kita sampaikan. Hanya akan terputus pada diri kita. Tidakkah sahabat kasihan
dengan ilmu yang ada pada diri ? ? kalo dia bisa berkata, mungkin perkataannya
akan seperti ini,
“wahai fulan/ah, tolong sampaikan aku kepada orang lain, aku
ini ciptaan Allah yang ingin menjaga akhlaq banyak orang, bukan cuma dirimu
saja. Sungguh aku tidak akan tenang jika belum engkau sampaikan kepada orang
lain. Biarkan aku turut membantumu untuk menjaga teman yang kau cintai, dan
orang-orang yang kau sayangi”
Sahabat
biarkan anak-anak kita, generasi setelah kita menikmati manisnya islam. Dan
pastikan kita telah berkontribusi didalamnya. Karena jika tidak, kelak kita
akan ditanya oleh seseorang yang didekat kita, “sahabatku mengapa dahulu
didunia kamu tidak mengingatkan aku?”. Mudah-mudahan kita semua dapat menjawab
pertanyaan itu dari teman-teman kita. insyaAllah mudah dijawab apabila memegang
kata kuncinya. Apa itu? Yaitu Dakwah, Menyampaikan, atau dalam redaksi lain
Kontribusi.
Inilah
jalan pewaris para Nabi,
Tak
peduli apa kata orang selama diri masih dijalan Allah
Baikkah….
Burukkah….
Samasekali
tak mempengaruhi kualitas amalku,
Karena
yang aku tuju hanya Ridho Allah
Tidak
kurang… tidak lebih…
By
: Keigo_ArRifaiy
2 comments:
DAKWAH..!! :)
menjadi pewaris tugas kenabian, menjadi da'i..
baarakallaahu fii 'uluumika yaa akhii shaalih
yups... nafas dakwah itu akan selalu diperjuangkan..
Post a Comment